“SAAT TERAKHIR”
 |
| Cerpen Cinta Remaja |
“Iya-iya,, bentar.. ini juga udah mau selesai kok..” Jawab seorang gadis yang dipanggil Callista itu. Callista segera berlari menghampiri sahabatnya,Clarissa yang udah mulai marah-marah.
Yupz, hari ini yaitu hari pertama Callista untuk masuk di sekolah barunya, SMAN 1 Bandung. Sekaligus hari pertamanya untuk memulai kehidupan baru, Persahabatan baru, dan Cinta yang baru,, (Ups,, Cinta..?? Gak salah,,?? \(^_^)/ ).
“Iiiihhh.. gara-gara kau nih kita jadi terlambat masuk sekolah..” Kata Clarissa kesal.
“Kok Aku sih,, jangan nyalahin saya dong, ini semua itu gara-gara Kak Evan yang tadi mandinya usang banget, udah tahu saya kesiangan, tetep aja nggak mau cepetan...” Balas Callista tak mau kalah.
“Ya udah lah, gitu aja kok diributin sih, tuh lihat,, masih belum ada gurunya kan.. ya udah yuk masuk aja..” Kata Callista lagi sesudah ia dan Clarissa hingga di depan kelas.
Callista pun eksklusif masuk ke dalam kelas dan nggak lagi ngurusin Clarissa yang wajahnya udah panas dan memerah.
Saat mau duduk di dingklik depan, tiba-tiba seorang perjaka berkata, “Kamu anak gres kan..?? kenalin dulu diri kau didepan, gres kau duduk..”. Sesaat Callista termangu dan memandang ke arahnya, “Nih perjaka siapa sih,,?? Seenaknya aja nyuruh-nyuruh orang,, emang ia pikir ia siapa coba..” Batin Callista dalam hati.
“Oke,,oke.. Perkenalkan semuanya, nama saya Callista Evrita, panggil aja Callista, saya dari SMPN 2 Bandung..” Katanya lantang. Semua pun termangu dan perjaka itu kembali menghampirinya,
“Mmm,, Kenalin, saya Alvino El Sebastian, panggil aja saya Vino, saya ketua kelas disini, saya dari SMPN 5 Bandung. Satu lagi, welcome di kelas kita, X-A..”. Katanya sambil menyalami tangan Callista dan tersenyum.
“Ooh, jadi ia ketua kelas disini, pantes aja ia nyuruh-nyuruh saya seenaknya kayak gitu, ternyata ia yang berkuasa disini..” Batin Callista lagi.
“Oke,, thanks..” Jawab Callista singkat.
Pelajaran pun dimulai dan berlalu dengan sangat cepat. Callista mulai mengenal satu-persatu sahabat ceweknya dan sebagian dari sahabat cowoknya. Saat pulang sekolah, tiba-tiba seorang perjaka lewat dengan terburu-buru dan tak sengaja menabrak Callista hingga Hp di tangannya terjatuh, ia eksklusif refleks berteriak,
“Aaarrrggghhhh,,, kau kalo jalan lihat-lihat dong,, tuh Hp ku jadi jatuh kan.. rusak dah..!!! Hhhh..” Bentak Callista marah. Yang dimarahin pun diam aja dan hanya berkata “Maaf..”
“Heh,, Hp saya itu rusak gara-gara kamu,, dan kau hanya bilang maaf.. tanggung jawab dong..!!” Kata Callista lemes sambil mandangin Hp-nya yang barusan terbanting.
“Sorry, ya udah sini saya benerin,,” Katanya sambil mengambil Hp dari tangan Callista.
Akhirnya Callista tetapkan untuk menunggu perjaka itu mereparasi Hpnya yang terjatuh tadi. Sempat Callista memandangnya sesaat dan ia gres menyadari kalau perjaka ini tidak mengecewakan ganteng dan manis, tampangnya menyerupai indo alias blaster, Sejenak mereka diam diam dan tiba-tiba perjaka itu berkata,
“Oh ya, kita dari tadi diam terus hingga lupa nggak kenalan, kenalin saya Nathan Allesio, panggil aja saya Nathan..”
“Emmm,, saya Callista.. Oh ya, kau itu orisinil mana sih..?? kok tampang kau tampang2 indo gitu..” Tanya Callista ingin tahu.
“Ooh,, saya orisinil Indonesia kok, tapi orang bau tanah saya emang blasteran Italia-Jawa..” Jawabnya.
“Oh gitu,,” Kata Callista sambil manggut-manggut.
“Yupz,, eh udah selesai nih,, coba nyalain dulu,, dapat gak??..” Tanya Nathan sambil menunjukkan Hpnya pada Callista.
“Mmmm,, tunggu,tunggu,, oh iya udah dapat kok,, makasih ya,, dan maaf saya tadi bentak-bentak kamu..” Kata Callista.
“Iya deh, ya udah saya balik dulu ya,, udah sore banget nih,, see you..” Kata Nathan lagi sambil berlalu.
Callista hanya mengangguk dan memandangi Nathan membereskan buku-bukunya. Tiba-tiba ia mengerlingkan mata ke Callista dan tersenyum padanya,, Oh god,, seakan ada sengatan listrik yang menyengat dan menjalar ke seluruh tubuh Callista. Callista refleks menundukkan kepala, dan Nathan pun pergi meninggalkannya sendiri di kelas itu.
***
Callista sungguh tak mengerti dengan apa yang terjadi padanya tadi, tapi harus ia akui bahwa hingga ketika ini ia masih mencicipi sengatan itu dan mencicipi abnormalitas dalam dirinya. Bahkan hingga ia kembali ke rumah pun ia masih tak dapat melupakan insiden itu. Sejujurnya, hingga ketika ini Callista tak pernah mencicipi sesuatu yang menurutnya sedahsyat itu, setiap kali ada perjaka yang memandangnya menyerupai itu apalagi tersenyum padanya. Tapi kenapa perjaka itu lain,?? Callista sungguh tak mengerti,,. Dan harus ia akui juga bahwa insiden itu cukup membuatnya terjaga sepanjang malam, walau ia coba untuk memejamkan mata, tapi terlalu sulit untuknya dapat tidur malam itu. Dan alhasil, pagi harinya Callista ngantuk berat, bahkan ketika di sekolah pun ia di aturan sama Bu Sindy – guru paling killer seantero sekolah – gara-gara Callista ketiduran di kelas ketika jam pelajarannya. Hari ini Callista ngerasa sial banget, dan semua itu terjadi alasannya yaitu 1 hal yang menurutnya nggak penting banget tapi cukup dapat buat ia gundah dan sial kayak gini. Ketika lagi serius berpikir tiba-tiba perjaka itu datang, tak lain dan tak bukan yaitu Nathan, perjaka yang bikin Callista sial dan gundah seharian ini.Callista pun eksklusif pergi dan nggak lagi ngurusin Nathan yang terheran-heran ngelihat sikapnya yang jutek ke dia. Gimana Callista nggak kesel,, kemarin ia udah bikin Callista salah tingkah dan nggak dapat tidur semalaman, salah siapa dong kalo udah kayak gitu,, Nah loh..?? -___-“
Akhirnya kantin sekolah menjadi kawasan pelarian Callista untuk menjauh dari Nathan. Sampai disana Callista eksklusif memesan makan untuk sekedar mengisi perutnya yang semenjak pagi udah keroncongan. Saat lagi menikmati bakso yang ia pesan, tiba-tiba Nathan tiba menghampirinya dan eksklusif duduk di sampingnya. “Nih anak maunya apaan sih dari tadi ngikutin Aku aja..” Batin Callista dalam hati.
“Hai Callist..” Sapa Nathan sambil senyum-senyum sendiri.
“Apa..?? kau mau saya siram es degan ini..??” Ancam Callista sambil mengangkat gelas es nya tinggi-tinggi.
“Eit,,eit,, jangan murka dulu dong,, Aku tiba kesini baik-baik tau..” Kata Nathan.
“Terus kau maunya apa..??” Kata Callista agak sedikit kesal.
“Mmmm,,, traktir saya dong,, lagi kanker nih,, alias kantong kering..” Kata Nathan memelas.
“APA...????!!! emang siapa loe siapa gue..!!! Seenaknya aja minta traktir.. Nggak!!!” Jawab Callista menolak.
“Yah Callista,,, Pelit amat sih.. Ayolah...” Kata Nathan memohon-mohon.
“Duh, orang ini apa-apaan sih,, tiba tiba-tiba, minta traktir lagi,, emang ia pikir ia siapa coba,, orang gres kenal juga kemarin...” Pikirnya dalam hati.
“Ya udah, pesen sana,, ntar saya bayarin..” Kata Callista akhirnya.
“Aaaaahhhh... bener..?? Ya ampun kau baik banget deh Callista,, makasih ya...” Kata Nathan sok manis.
“Udah sana cepet,, ntar saya berubah pikiran nih...” Kata Callista kesal.
Sejak itu, Callista dan Nathan menjadi semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama dan alasannya yaitu itulah Nathan jadi sering ngasih perhatian pada Callista. Kedekatannya dengan Nathan menciptakan banyak cewek di sekolah iri, terutama abang kelasnya. Callista pun membicarakan hal ini pada Nathan.
“Nathan,, Aku pengen kau bilang ke mereka kalau diantara kita gak ada apa-apa, dan Aku minta kau juga jangan terlalu akrab dengan saya lagi,,” Kata Callista padanya.
“Apa..??? Nggak,, Aku nggak mau,,” Kata Nathan menolak.
“Lho Kenapa..?? Kita tetap berteman, kita tetap deket, tapi nggak menyerupai dulu lagi, ini semua demi kebaikan kita berdua Nathan,,,” Kata Callista menjelaskan.
“Kamu tanya kenapa..?? Aku itu sayang sama kau Callista,, Aku cinta sama kamu,, dan Aku nggak dapat jauh dari kamu,, Apa kau nggak dapat ngerasain itu semua??!!” Kata Nathan lagi.
“Haaaahhh,,????“ Kata Callista tak percaya.
“Maaf Callista, Aku nggak bermaksud buat kau terkejut kayak gini, tapi kau emang harus tahu perasaanku yang sebenarnya, Aku sayang sama kamu, Aku cinta sama kamu, semenjak pertama kali kita bertemu,,” Kata Nathan menjelaskan.
“Kamu beneran sayang sama aku??” Tanya Callista ragu.
“Iya Callist, Aku sayang kau ikhlas dari hatiku, kau masih nggak percaya??” Kata Nathan meyakinkan.
“Aku percaya kok, Emang semenjak kapan kau suka aku???” Tanya Callista.
“Sejak pertama kali kau masuk kelas, Aku udah ngerasain sesuatu yang aneh, yang gak pernah Aku rasain sebelumnya, waktu pertama kali kita kenal gara-gara bencana Hp itu, Aku semakin mengagumi kamu, dan sesudah kita deket, menjalani hari-hari bersama, Aku semakin yakin kalau yang saya rasain itu bukan sekedar rasa sayang sebagai sahabat, tetapi lebih dari itu,,” Jawab Nathan.
Callista terdiam, Nathan pun kembali bertanya,
“Oh ya, terus gimana? Kamu mau gak jadi pacar aku??” Tanya Nathan mengagetkannya.
“M,,em, gimana ya? Gini deh, saya kan suka banget sama bunga mawar, kalau kelopak bunga mawarku udah lepas semua, saya akan berikan jawabannya,,” Kata Callista menjelaskan.
“Oke, Aku setuju,,,” Jawab Nathan sambil tersenyum tipis.
“Makasih ya Nathan, kau udah ngertiin Aku,,” Kata Callista lagi sambil tersenyum.
***
Sudah 1 Minggu berlalu, korelasi Callista dengan Nathan malah semakin dekat, kesepakatan yang dikatakan Nathan padanya untuk membuatnya yakin akan perasaan Nathan dan membuatnya dapat mengasihi Nathan ternyata benar-benar Nathan lakukan. Nathan selalu berusaha membuatnya bahagia, tertawa, dan tersenyum setiap saat. Nathan selalu menghiburnya disaat ia sedih, dan selalu menemaninya disaat ia butuh seseorang disampingnya. Dan perlahan Callista pun mulai menyadari bahwa ia juga menyayanginya dan mencintainya lebih dari seorang sahabat.Pagi ini suasana kelas masih sepi, hanya ada 5 orang yang ada di dalam kelas ketika Callista hingga disana. Tapi tak berselang kemudian, Callista melihat berbagai murid yang berkerumun di depan ruang guru. Apalagi dari semua murid yang berkerumun itu yaitu cewek-cewek di sekolah ini. Callista sangat heran, alasannya yaitu hal yang menyerupai itu jarang terjadi disini. Callista pun menanyakan hal itu pada Vino, sang ketua kelas.
“Eh Vino, ada apaan sih disana?? Kok rame banget,,,” Tanyanya.
“Ooh itu,,, ada murid baru, pindahan dari Jakarta,,” Jawab Vino.
“Ooohh,, kayak nggak ada kerjaan banget sih mereka, emang murid gres itu perjaka apa cewek sih??” Tanyanya lagi.
“Cowok lah, kalo nggak salah sih namanya Ryan,,” Jawab Vino lagi.
“Ooh,, Ryan,,. Haaaaahhhh??? Ryan????” Kata Callista kaget. Dia gres menyadari kalau nama itu sangat familiar baginya.
“Iya, kenapa emang?? Kamu kenal??” Tanya Vino.
“Oo, Ee, Nggak kok, Aku nggak kenal, Aku cuma kaget aja, kayaknya namanya familiar gitu,,” Kata Callista gugup.
“Oh ya, Nathan mana?? Tumben banget jam segini belum nyampek kelas,,” Tanya Callista lagi.
Tiba-tiba Nathan tiba , “Aku disiniiiiii,.,,.,.,.,.,.,” Teriaknya.
“Nah tuh udah datang, eh than, nih Callista dari tadi cariin kamu,,” Kata Vino pada Nathan.
“Apaan sih kau Vin,, siapa juga yang cariin dia,,” Kata Callista mengelak, sumpah aib banget.
“Mmm,, pake’ ngeles lagi, udah jelas-jelas tadi kau nanyain keberadaan dia,,” Kata Vino memojokkan. Wajah Callista udah merah banget alasannya yaitu malu.
“Udah,udah,., gitu aja kok diributin sih, yang dikangenin loe biasa aja,.,” Kata Nathan kepedean.
“Iiiihhhh,., pede banget sih jadi orang,, plis deh,.,” kata Callista sambil ketawa.
“Hahahaha biarin, kalo nggak pede, garing dong,,” Kata Nathan. Sejenak mereka termangu dan berpandang-pandangan. Callista, Nathan dan Vino refleks ketawa bareng. Dan saking serunya bercanda, mereka nggak nyadar kalo kelas udah mulai rame. Tiba-tiba Bu Tari, Wali Kelas mereka masuk kelas dengan ditemani oleh seorang perjaka yang wajahnya nggak asing lagi buat Callista.
“Oh God,, Ryan??? Apa ini mimpi?? Kenapa ia disini??” Batinnya. Callista mulai cemas. Badannya berkeringat, dingin.
“Ehm, anak-anak,, minta perhatiannya sebentar,, ada murid gres di sekolah kita, dan ia menentukan untuk masuk di kelas ini,, Ryan, perkenalkan dirimu di depan semuanya,,” Kata Bu Tari.
“Pagi kawan-kawan, perkenalkan namaku Ryan, lengkapnya Ryanamonav Tcezky Romanov,, Aku pindahan dari Jakarta,,” Kata Ryan memperkenalkan diri.
“Aku harap kalian dapat menerimaku dan berteman denganku,.,” Jelasnya lagi. Dan parahnya kali ini ia melirik ke arah Callista.
“Oh Tuhan,, ia benar-benar Ryan, Mantan pacarku dulu,, kenapa ia dapat ada disini,,” Jeritnya dalam hati.
Nathan menyadari kegelisahan Callista, “Kamu kenapa?? Sakit??” Tanyanya.
“Oh gak kok, gak apa-apa, kenapa emang??” Tanya Callista agak gugup.
“Gak apa-apa, kok kelihatannya gelisah gitu,,” Kata Nathan.
“Gak kok nyantai aja,,” Kata Callista lagi sambil menampakkan senyumnya yang paling manis.
“Oke, makasih Ryan atas perkenalannya, silahkan kau pilih kawasan dudukmu,, semoga senang ya disini, dan Ibu ucapkan selamat bergabung di kelas kita,,” Kata Bu Tari lagi.
“Iya Bu, makasih,,” Kata Ryan. Kemudian ia berjalan mengitari kelas mencari kawasan duduk dan anehnya ia menentukan untuk duduk di belakang Callista dan Nathan, alias disamping Clarissa.
“Duuhh,, kenapa ia duduk disitu sih,, nyebelin banget nih anak, apa maunya coba,,” Gumam Callista kesal. Tapi Ryan hanya diam, seakan tidak mengenali Callista.
“Huh, nyebelin, sombong banget sih nih anak,, apa ia gak kenal ya sama aku,, apa mungkin ia udah lupa,,” Batin Callista.
“Ah,, sudahlah,, semoga aja ia mau lupa kek sama aku, mau gak kenal juga terserah dia,, ngapain saya ngurusin ia lagi,., toh saya juga udah punya Nathan.,,” Batinnya lagi sambil tersenyum melirik ke arah Nathan.
***
Pagi ini, Callista bersiap diri untuk pergi menemui Nathan. Yah, hari ini yaitu hari minggu, dimana Callista akan menyatakan semua perasaannya pada Nathan. Setelah menyiapkan diri dan mentalnya, Callista pun pergi dengan hati yang berbunga-bunga plus berdebar-debar. Callista janjian dengan Nathan untuk bertemu di taman kota, kawasan dimana para ABG nongkrong setiap minggunya. Ketika hingga disana, ia lihat kosong, tak ada Nathan, Callista pun tetapkan untuk menunggunya di dingklik taman di bawah pohon yang rindang. Tiba-tiba dari arah belakang, seseorang menutup mata Callista dengan tangannya, “Ah, ini niscaya Nathan,,” Batinnya sambil tersenyum.“Nathan, jadinya kau tiba juga,,” Kata Callista. Perlahan perjaka itu melepaskan tangannya, dan Callista pun eksklusif berbalik ke arahnya,, Tapi ternyata ia bukan Nathan, melainkan Ryan,, Callista terkejut, saangaaat terkejut,
“Ryan,,!!! Ngapain kau disini,,,” Kata Callista kaget.
“Hai,, maaf saya bikin kau terkejut, tadinya saya ke rumah kamu, pengen ngomong sesuatu ke kamu, tapi kata mama kamu, kamunya lagi keluar, ya udah saya kesini, eh ternyata saya ketemu kau disini, kebetulan banget ya,,” Kata Ryan seakan tanpa merasa bersalah.
Callista terdiam, kemudian Ryan berkata, “Boleh saya minta waktunya sebentar, saya pengen ngomong sesuatu ke kamu,,” Katanya memohon.
Callista menghela nafas, “Ya udah, kau mau ngomong apa, cepetan, saya nggak ada waktu, saya lagi ada urusan penting,,” Kata Callista cuek.
“Oke, begini, bahwasanya saya masih sayang sama kamu, saya mau balikan lagi sama kamu, saya pindah kesini bahwasanya hanya ada 1 alasan, yaitu saya pengen ngikutin kamu, saya pengen ketemu kau lagi, saya pengen kita dapat balikan lagi kayak dulu, kali ini saya bener-bener serius, saya kesepakatan gak akan nyakitin hati kau lagi,,” Kata Ryan.
Lagi-lagi Callista dibentuk terkejut oleh Ryan, pengakuannya barusan benar-benar bikin Callista kaget, Callista gak nyangka dengan apa yang Ryan katakan.
“Apa kau bilang?? Pengen balikan kayak dulu lagi?? Maaf Ryan, saya gak bisa, saya udah gak ada perasaan apa-apa lagi ke kamu,,” Kata Callista meminta maaf.
“Aku gak peduli Callista, saya akan ngelakuin apa aja buat bikin kau dapat mengasihi saya lagi,, Callista, saya sayang sama kamu,,” Kata Ryan sambil menggenggam kedua tangan Callista.
“Ryan!! Apa-apaan sih kamu,, dengar ya Ryan, sakit hati saya ke kau itu masih belum hilang, emang kau pikir semudah itu saya dapat ngelupain semua yang udah kau lakuin ke saya di masa lalu,, kau udah bikin saya terluka, kau udah bikin hati saya hancur, dan kau dapat dengan mudahnya bilang ke saya kalau kau masih sayang sama aku, kau pengen balikan sama saya lagi kayak dulu,, gak akan Ryan,,” Kata Callista kesal sambil melepaskan genggaman Ryan.
“RYAN!!!! APA-APAAN KAMU,,!!!” Tanpa disadari Nathan sudah berdiri diantara Callista dan Ryan,
“Nathan,,!!!” Kata Callista kaget.
“Apa yang kau lakukan,,??!!! Ryan,,!!! Berani-beraninya lo nyentuh Callista,,!!” Bentak Nathan pada Ryan.
“Hah?? Emangnya Lo siapa?? Lo bukan siapa-siapa dia, Callista itu cewek gue,, jadi ya terserah gue dong mau ngapain” Jelas Ryan.
“Apa?? Maksud lo apaan?? Emang semenjak kapan kalian kenal?? Lo lihat ia juga gres kemarin,, beraninya Lo ngaku-ngaku jadi pacarnya Callista,,!!” Kata Nathan lagi.
“Oh, Lo gak dikasih tahu sama Callista ya,, kasihan banget sih kamu,, ya udah nih Gue kasih tahu ya,, Callista itu mantan pacar Gue, kita dulu pernah pacaran,, dan kita bentar lagi bakal balikan lagi kayak dulu, iya kan sayang,,??” Kata Ryan sambil merangkul bahu Callista.
Wajah Nathan seketika eksklusif berubah,, seakan percaya gak percaya, “Callista,,, bener apa yang diomongin sama Ryan barusan,,??” Tanya Nathan.
“Iiisshhhh,, Apa-apaan sih Ryan?? Nathan, plis jangan percaya sama dia,, dan kau Ryan, denger ya, saya gak bakal pernah balikan sama kau lagi, saya udah gak ada perasaan apapun ke kamu,, ngerti,,??!!!!” Kata Callista marah.
“Callista, saya bener-bener gak nyangka kau bakal ngelakuin ini sama aku, kau tega bohongin aku, bahkan kau udah mempermainkan perasaan aku, saya kecewa sama kau Callista,,” Kata Nathan seraya berlari pergi menjauh.
“NATHAAAAANNN,,,!!!!!” Kata Callista mencegah. Callista eksklusif berlari menyusul Nathan untuk menjelaskan semuanya.
“Nathaaann tungguuu,, dengerin dulu klarifikasi aku,., saya nggak ada apa-apa sama dia, tadinya saya pengen ketemu kamu, saya pengen ngomong sesuatu ke kamu, ayolah Nathan plis maafin aku, ini semua salah paham,.,!!” Teriak Callista pada Nathan.
Callista mempercepat langkahnya menyusul Nathan alasannya yaitu hari ini langit tak secerah biasanya, awan mendung menghiasi langit biru, dan tetes demi tetes air hujan mulai turun membasahi bumi dan juga mereka berdua.
“Kamu mau jelasin apa lagi??!! Semuanya udah jelas, kau emang nggak pernah dapat mengasihi aku, di hati kau cuma ada Ryan,,!!” Kata Nathan lagi.
“Ryan itu cuma mantan pacarku, saya udah nggak ada perasaan apapun sama dia, plis kau percaya sama aku,,!!” Kata Callista menjelaskan.
Langkah Nathan terhenti, tiba-tiba ia berbalik ke arah Callista. “Jangan kau ikutin saya lagi, jauhin aku, kau pergi dari sini,,!!” Kata Nathan membentaknya.
“Tapi Nathan,,,,
“CEPAT PERGI DARI SINI!!!! PERGIIIIII!!!”
Callista terkejut melihat perilaku Nathan padanya, Callista pun meninggalkannya. Tak terasa airmata Callista mengalir begitu deras seiring derasnya air hujan yang membasahi tubuhnya. Callista berhenti sejenak, menumpahkan semua kesedihannya, Callista berteriak di tengah gemuruhnya bunyi air hujan. Samar-samar Callista melihat Nathan berlari ke arahnya sambil mengucapkan sesuatu, tapi Callista sama sekali tak mendengarnya. Callista mencoba untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh Nathan, “CALLISTAAAA AWAAASS... ADA MOBIL!!!!” Teriaknya. Callista benar-benar terkejut dan melihat kearah yang Nathan tunjukkan. Callista ingin segera menyingkir dari kawasan itu dan menyelamatkan diri. Tetapi, Callista terlambat, kendaraan beroda empat itu melaju cepat ke arahnya, Callista memejamkan mata dan tak tahu lagi bagaimana keadaannya. Tiba-tiba badannya terasa sakit, pandangannya kabur dan semuanya menjadi gelap.
“Callista,, bangun,, ini saya Nathan,, berdiri Callista,,”
Samar-samar Callista mendengar bunyi Nathan, perlahan Callista membuka matanya, hujan masih mengguyur deras, dan Callista mengeluarkan banyak darah, di sampingnya ada Nathan, ia memangku kepala Callista, Callista mencoba untuk mengucapkan sesuatu, sambil menahan sakit,
“N,,Na,,Nathan,, m,,maafin,,Callista,, ka,,kamu,, salah,, pa,,paham,,” Kata Callista terbata-bata,
Callista menghela nafas sebentar, “A,,ku,, mau,, ke,,temu,, ka,,mu,, karena,, aku,, mau,, ngo,mong,, sesuatu,, ke kamu,,” Lanjutnya.
“Iya, apa itu Callista,,?? Tanya Nathan. Bibirnya bergetar dan Matanya berkaca-kaca.
“A,,ku,, S,Sa,,yang,, sa,,ma,, Ka,,mu,, A,,ku,, C,Cinta,, sa,,ma,, Ka,,mu,, dan aku,, mau,, ja,,di,, pacar,, ka,,mu,,” Kata Callista lagi sambil mencoba untuk tersenyum untuk Nathan, meski badannya terasa sakit. Nathan tersenyum tipis, meski dalam hatinya ia menangis melihat keadaan Callista yang sangat parah.
“Ma,,Maafin,, a,ku,, Nathan,,” Lanjutnya sambil meremas jari Nathan erat dengan tangannya yang sudah banyak berlumuran darah.
“Iya Callista, saya maafin kau kok,, kau gak salah,, saya yang terlalu egois,, hingga kau jadi kayak gini,, maafin saya ya Callista,, plis kau jangan tinggalin aku,, saya yakin kau dapat bertahan,,” Kata Nathan sambil berurai airmata dan menggenggam erat jari Callista.
Callista tersenyum, “Ma,,kasih,, ya,, Nathan,,, Callista,, gak,, akan,, ninggalin,, ka,,mu,,, kok,,, a,ku,, akan,, selalu,, di samping ka,mu,,, ka,,mu,, jangan,, nangis ya,,,” Jawabnya sambil mengusap airmata Nathan.
Tiba-tiba tubuh Callista terasa semakin sakit, ia sudah tidak berpengaruh lagi menahannya, nafasnya berdetak semakin lambat dan lambat. Mata Callista berkunang-kunang, pandangannya meredup, Callista merasa bahwa ketika itu yaitu ketika terakhir untuk ia berada di dunia, Callista kembali menatap Nathan yang masih menangis,
“Nathan,, ka,,mu,, harus,, inget 1 hal,,, Callista,, akan,, selalu,, sa,,yang,, sama kamu,,, Callista akan,, selalu,, ada buat kamu,, dan Callista akan,, selalu,, di samping kamu,, meskipun,, kalau seandainya,, Callista udah,, gak ada lagi,, di dunia ini,, Callista,, sayaaaaang,, banget,, sama,, kamu,,” Callista mengucapkan kata terakhirnya untuk Nathan,
“Kamu ngomong apa sih Callista,, kau akan selalu ada disini nemenin aku,, kau gak akan pergi ninggalin aku,,” Kata Nathan yang semakin berurai airmata mendengar Callista berbicara menyerupai itu.
“aku juga sayang sama kau Callista,, selalu sayang sama kamu,, hingga kapanpun dan selamanya,,” Kata Nathan lagi sambil mengecup kening Callista.
Callista pun tersenyum, mencoba menunjukkan senyum yang paling manis untuk Nathan, untuk yang terakhir kalinya. Pelan Callista memejamkan matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya, sudah siap Callista untuk pergi ke kawasan yang sangat damai, ke kawasan peristirahatan terakhirnya.
“Callista,, Callista, berdiri Callistaa,,,” Kata Nathan panik sambil menepuk-nepuk pipi Callista pelan. “CALLISTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA,,,, jangan tinggalin aku,,,,” Kata Nathan setengah berteriak. Menyadari bahwa Callista sudah tidak bernafas lagi, Nathan menangis dan mengusap lembut wajah Callista, “Aku sayang kau Callista, semoga kau senang disana,, selamat tinggal Callista,,” Kata Nathan sambil menangis memeluk tubuh Callista erat sekali.
Yah, Callista telah pergi meninggalkan dunia ini, meninggalkan Nathan untuk selama-lamanya. Tapi walaupun Callista sudah pergi dan takkan kembali, Callista akan selalu ada untuk Nathan, jiwa Callista akan selalu menemani Nathan dan 1 hal yang paling penting, Callista akan selalu menyayangi Nathan.
Selamat Tinggal Callista,, Selamat Tinggal Untuk Selama-Lamanya,,,.
***
Nama Panggilan : Zilma
TTL : Gresik, 23 Maret 1997
Motto : Love Is Live,, & Sahabat Selamanya,,
Alamat : JL. Bandung 7 Malang (Ma’had Al-Qalam Man3Malang)
Pekerjaan : Siswi MAN 3 Malang
Hobi : Merangkai kata-kata puitis, Mendengarkan musik, bersepeda, travelling, Nyanyi, bikin cerpen dan novel, hang out bareng temen, dll.
Minat : Menjadi seorang penulis yang karyanya dapat dibaca banyak orang, menjadi Duta Besar (Dubes), serta menjadi perempuan sukses dunia dan akhirat.
E-mail : aliya_affection23@yahoo.com
Facebook : stewart_pattinson@ymail.com atau Zhilvie Aries
Twitter : @ZhiLvie_ZhaF
Advertisement