Masih Menunggumu
Terhimpit gambaran kenangan dalam jiwaku
Pesonamu kian hari menanjak berseru
Menyimpan bersahabat seraya dibalik kalbu
Menggoreskan pita asmara menyandungku
Meleleh raga ini tanpa sosok dirimu
Melayang jemariku tanpa hadirmu
Semua yang kulihat tampak layu
Meraung raung emosi diatas pikirku
Satu detik dua detik waktu
Telah kunjung beranjak berlalu
Berjuta angan menyambut hari-hariku
Tak lain sebab ingin menyandingimu
Entah hingga kapan berhenti penantianku
Walau bumi tak dipijak lagi dengan kakiku
Mungkin pula hingga mentari tanpa sinar hitam kelabu
Kala itu saya senantiasa masih menunggumu
Andai engkau tahu kini perasaanku
Perasaan yang menggeluti beban hidupku
Kenyataan masih pahit tertulis diantara rautan wajahku
Seakan harapanku hanya seutas rangkaian palsu
Seringkali saya berusaha menghapus ingatanku
Namun saya tak pula sanggup mampu
Mungkin inilah yang menjadi takdirku
Ataukah ini hanyalah sebuah usaha meraihmu
Satu yang harus engkau tahu
Bahwa saya senantiasa menunggu kebersamaanmu
Penantian hungga tamat hayatku
Sampai kamu jatuh dan bersandar kepadaku
Advertisement